Jumat, 29 April 2016

Perubahan Asumsi dalam Analisis Break-Even

BAB I PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang 
 Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga pada penjualan. Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap.

1.2 Rumusan Masalah 
 1.2.1 perubahan asumsi dalam analisis break-even ? 

 1.3 Tujuan Penulisan
 1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Ekonomi 
1.3.2 Sebagai bahan pembelajaran untuk lebih mengetahui tentang Break-Even 


 BAB II PEMBAHASAN

 2.1 Definisi Break-Event Point. Break-Even Point/titik impas memiliki definisi yang berbeda-beda dari para ahli. Berikut saya paparkan definisi break event point dari beberapa ahli : 

1. Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugiaan.

 2. Menurut Garrison dan Noreen 92004) break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasrkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang. 

 3. Menurut Abdul Halim (1996:406) adalah “Titik break even dapat didefinisikan sebagai titik pada saat pendapatan penjualan cukup untuk menutup semua biaya produksi dan penjualan tetapi tidak ada laba yang diperoleh”. 

 4. Menurut Hansen dan Mowen (2006:274) “Titik impas (break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol”. Perusahaan mendapatkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. 

 5. Menurut Henry Simamora (1999:163) “Titik impas (brek even point) adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba atau rugi bersih”. Hal tersebut dapat terjadi apabila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.

 Jadi dapat diartikan bahwa, Break-Even Point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi dengan kata lain “impas” (penghasilan = total biaya). Didalam BEP terdapat suatu analisa yang mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan yang biasa disebut analisis break even.

 Analisis break even digunakan untuk mengetahui tingkat volume penjualan sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi sehingga hal tersebut dapat digunakan manajer untuk menentukan perencanaan penjualan.

 Jenis biaya dalam BEP :

 Fixed Cost (biaya tetap) Fixed Cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh : biaya sewa, gaji, bunga pinjaman. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan. 

 Variabel Cost (biaya Variabel) Variabel Cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

 Semi Varibel Cost Semi Variabel Cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap untuk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi. 

 Asumsi-asumsi dasar dalam analisis break even:

1. Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan yang bersangkutan dapat di identifikasikan sebagai biaya tetap dan biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah per unit produk yang diproduksi sama dengan Jumlah unit produk yang terjual
4. Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada berbagai volume penjualan.
5. Perusahaan yang bersangkutan menjual/memproduksi hanya satu jenis barang. Jika ternyata memproduksi/ menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. 

 Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. 

 BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan fixed cost, dapat terjadi jika ada pembelian mesin-mesin atau lainnya. dimana perubahan ini ditandai dengan naik turunnya garis fixed cost dan total cost-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis total cost. Bila fixed cost naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya. 

2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya. 

3. Perubahan dalam sales price per unit .Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar 

4. Terjadinya perubahan dalam sales mix . Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah. 

Namun begitu,asumsi-asumsi terhadap analisis titik impas seperti asumsi terhadap biaya yang dianggap tetap, kapasitas produksi, tingkat penjualan dengan jumlah dan harga yang juga diasumsikan tetap, maupun biaya variable yang disumsikan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan perlu dilakukan karena untuk dapat membuat suatu model analisis mau tidak mau perlu adanya asumsi yang mendasari perhitungan tersebut, agar perhitungan yang dilakukan dapat menghasilkan hal-hal yang ingin kita prediksi. Perubahan-perubahan yang terjadi merupakan resiko dari prediksi yang dilakukan sehingga dalam pengambilan keputusan melalui analisis titik impas tetap perlu adanya kehati-hatian dari manajer guna menghindari kesalahan yang berakibat pada kerugian usaha.

Kamis, 07 April 2016

https://drive.google.com/file/d/0B8_pz-fzusK6TTJaamhGcEZqbGc/view?usp=sharing